http://sitrianisumbagawe085.blogspot.com/http://marwati068.blogspot.com/
http://novithamaleso.blogspot.com/

http://dedewilistari.blogspot.com/
http://study-bidan.blogspot.com/
http://apriyantipoiyo05.blogspot.com/
Rabu, 03 Juli 2013

Profesionalisme Dalam Kebidanan

MAKALAH
KONSEP KEBIDANAN
“ Profesionalisme”

  

Disusun oleh:
 Kelompok 2

              •  Ni Nyoman Novita
              • Nurhikma
              • Rosiana
              • Salmiah



POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2011/2012


KATA PENGANTAR

                Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas Konsep Kebidanan ini yang berjudul “Profesionalisme” tepat pada waktunya.
            Di dalam makalah ini kami memaparkan sedikit tentang ciri-ciri jabatan bidan, syarat bidan sebagai jabatan profesional dan sub-sub lainnya, kami susun sekiranya agar pembaca mendapatkan penambahan pengetahuan .
            Kami sadari masih banyak kesalahan-kesalahan yang tidak di sengaja dalam makalah kami ini, mengingat makalah ini masih jauh dari kata sempurna , oleh karena itu besar harapan kami mendapatkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dapat menjadi bahan koreksi kami  untuk menyusun suatu makalah di kenudian hari. Terima kasih





                                                                                    Makassar,13 Oktober 2011
                                                                                                Penulis








DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………….
Daftar Isi……………………………………………………………………………..
Bab 1 Pendahuluan……………………………………………………………………
Bab 2 Pembahasan Profesionalisme
a.       Ciri-ciri jabatan profesional…………………………………………….
b.      Syarat bidan sebagai jabatan profesiona………………………………..l
c.       Organisasi sebagai profesi bidan ……………………………………….
d.      Kewajiban bidan yang di atur dalam pengabdian profesinya……………
Bab 3 Penutup
            Sumber buku…………………………………………………………………….















BAB I
PENDAHULUAN

            Sejarah menunjukan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban manusia. Bidan muncul sebagai perempuan terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan di masyarakat sangat di hargai dan di hormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu mampu merawat bayinya dengan baik.

            Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan praktiknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang di anut, keilmuan,metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang di milikinya.












BAB II
A.   Ciri-ciri jabatan profesional

1)      Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan yang teoritis: profesional diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut serta bisa di terapkan dalam praktik.
2)      Asosiasi profesional: profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggota. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya.
3)      Pendidikan yang ekstensif: profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan yang tingggi.
4)      Ujian kompetensi: sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji, terutama pengetahuan teoritis.
5)      Pelatihan institutional: selain ujian,juga biasanya di persyaratkan untuk mengikuti pelatihan institusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga di persyaratkan.
6)      Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi yang dianggap bisa dipercaya.
7)      Otonomi kerja : profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoritis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
8)      Kode etik: organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
9)      Mengatur diri: organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang di hormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
10)  Layan publik dan altruisme: di perolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat di pertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
11)  Status imbalan yang tinggi: profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.
Perilaku profesinal bidan :
1.      Bertindak sesuai keahlianya
2.      Mempunyai moral yang tinggi
3.      Bersifat jujur
4.      Tidak melakukan coba-coba
5.      Tidak memberikan janji yang berlebihan
6.      Mengembangkan kemitraan
7.      Terampil berkomunikasi
8.      Mengenal batas kemampuan
9.      Mengadvokasi pilihan ibu

B.   Syarat Bidan sebagai Jabatan Profesional

Persyaratan Bidan sebagai jabatan profesional  sebagai berikut:


1.Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis.
2.Melalui jenjang pendidikan  yang menyiapkan tenaga professional.
3.Keberadaannya diakui dan di perlukan oleh masyarakat.
4.Mempunyai kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah.
5.Mempunyai peran dan fungsi yang jelas.
6.Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur.
7.Memiliki organisasi profesi sebagai wadah.
8.Memiliki etika profesi
9.Memiliki standar pelayanan
10.Memiliki praktek
11.Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembagkan profesi sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
12.Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi

C.   Organisasi Profesi Bidan
Dinegara-negara yang sudah maju pengaturan dan pengawasan suatu profesi merupakan tanggung jawab dari organisasi profesi melalui suatu lembaga konsil keprofesian yang mandiri dan dibentuk berdasarkan Undang-undang (Acts). Apabilaa organisasi profesi kurang atau tidak berperan dalam penyusunan regulasi mengenai praktek keprofesian tersebut maka pengendalian perilaku tiap anggota profesi menjadi terpusat kepada pemerintah. Hal ini sangat menghambat pendewasaan dan kemandirian profesi itu sendiri.
Beberapa pedoman didalam keberadaan organisasi profesi menurut Azrul Azwar(1998) adalah:
a)      1.Didalam suatu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para anggotanya berasal dari satu profesi , dalam arti telah menyelesaikan pendidkan dengan dasar ilmu  yang sama.
b)      2.Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompotensi profesi serta memperjuangkan otonomi profesi.
c)      3.Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta merumuskan standar pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi

D.   Kewajiban Bidan yang diatur dalam pengabdian profesinya

Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensifsuatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam me laksanakan pengabdian profesi. 
.
Kode Etik Bidan Indonesia, meliputi :Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat


1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.


2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.


3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.


4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.


5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.


6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajart kesehatannya secara optimal.


Kewajiban bidan terhadap tugasnya


1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat


2. Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan/atau rujukan


3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien


Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya


1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi.


2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

Kewajiban bidan terhadap profesinya


1. Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat


2. Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.


Kewajiban bidan terhadap diri sendiri


1. Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik


2. Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


3. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.


Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air


1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayananan Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana dan Kesehatan Keluarga.


2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga


.
Contoh kewajiban bidan dalam kehidupan sehari-hari
Kewajiban Bidan terhadap tugasnya

Kewajiban bidan ialah menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugasnya. Bidan juga harus bertanggung jawab sesuai dengan kebutuhan kliennya, keluarga, dan masyarakat. Bidan juga diharuskan mendahulukan kepentingan klien, keluarga, dan masyarakat. Selain dari ada itu, bidan harus memberikan pertolongan dan berwenang dalam mengambil keputusan ( konsultasi dan rujukan).
Kasus yang diangkat disini ialah “ DEHIDRASI BERAT PADA BAYI” yang disebabkan oleh diare.
Pada mulanya, ibu pasien yang disini pasien adalah seorang bayi berusia 11 bulan dengan berat bdan 7 kg. pasien datang dalam keadaan yang sudah kritis. Kritis yang dimaksud disini ialah si bayi dalam keadaan yang tidak sadar dengan mata cekung, dan turgor jelek ( kulit tidak membalik keadaan semula lebih dari 2 detik)
Kewajiban bidan disini ialah :
Bidan langsung memeriksa pasien secepat mungkin setelah pasien datang ( karena pasien datang dalam keadaan tidak sadar) dengan diagnose dehidrasi berat yang disebabkan karena diare pada pasien yang terjadi secara terus menerus. Dan secepat mungkin bidan memberi asuhan pada pasien dengan memberikan infuse (RL = Ringer Laktat) pada pasien. Tentunya dalam memberikan cairan infuse RL harus sesuai dengan dosis. Untuk ukuran bayi dengan berat badan 7 kg, pemberian cairan infuse pertama ialah 30 ml/kg BB daam waktu 1 jam. Setelah 1 jam pertama, pasien juga diberikan lagi cairan infuse sebanyak 70 ml/kg BB selama 5 jam. Bila keadaan pasien belum membaik, sedang keadaan pasien bertambah mengkhawatirkan ( pasien masih diare) segera rujuk pasien ke puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
Pengambilan Keputusan bidan dalam keadaan seperti ini ialah :
Bidan membuat surat rujukan atas diagnose awal pada pasien ( dehidrasi berat ), sebelumnya bidan juga harus memberikan informasi tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada si bayi atau pada pasien bila ia tidak dirujuk. Setelah ada surat rujukan, hendaknya bidan menghubungi puskesmas atau RS tempat dimana nantinya pasien dirujuk agar puskesmas atau RS segera menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk menangani pasien. Jadi,jika pasien datang, pasien bisa langsung ditangani tanpa menunggu terlalu lama.
Tanggung jawab bidan disini ialah :
Memberi informasi pada ibu sebelum dirujuk, bahwa saat diperjalanan menuju puskesmas atau RS nanti diusahakan ibu bisa memberikan :
1. ASI pada si bayi
2. Larutan tepung ubi jalar. Caranya : minumkan pada bayi sedikit demi sikit pada bayi. Bila bayi muntah, tunggu 10 menit, lalu berikan lagi laruan tersebut hingga diare si bayi berkurang atau berhenti.
Tanggung jawab bidan tidak hanya berhenti disitu saja. Namun, bidan terus memantau pasien. Disini bukan berarti bidan terus mengikuti pasien selama dirujuk. Namun, bidan menghubungi petugas kesehatan yang menangani pasien tersebut untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan bayi atau pasien. Setelah pulang dari rujukan ibu diharapkan mengontrol kesehatan si bayi atau pasien kepada bidan yang sebelumnya merujuk bayinya.












BAB III
PENUTUP

SUMBER BUKU

·         Buku Konsep Kebidanan : GRAHA ILMU

·          www.dinkeskabseruyan.blogspot.com
MAKALAH
KONSEP KEBIDANAN
“SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN
BIDAN DI LUAR NEGERI”
 
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VI
Ni Nyoman Novita       : PO.71.3.211.11.1.072
Novita kristanti Maleso: PO. 71.3.211.11.1.074
Rosiana                   : PO.71.3.211.11.1.080
Suryana                   : PO.71.3.211.11.1.087
Wirdayani Sri Rahayu : PO.71.3.211.11.1.089

POLITEHNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
2011/2012



DAFTAR ISI
    I. Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan di Luar Negeri……
a.    Sebelum abad 20 (1700-1900)…………………………………………………………..
b.    Abad 20…………………………………………………………………………………………………..
II.Pelayanan dan Pendidikan dibeberapa negara……………………………………
1)    Pelayanan Bidan di Afrika Selatan………………………………………………………
Pendidikan Bidan di Afrika Selatan…………………………………………………….
2)   Pelayanan Bidan di Amerika…………………………………………………………………..
3)   Pelayanan Bidan di Australia………………………………………………………………….
Pendidikan Bidan di Australia…………………………………………………………………
Masalah Profesional………………………………………………………………………………….











KATA PENGANTAR
          Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas Konsep Kebidanan  ini yang berjudul “Sejarah Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan Di Luar Negeri” tepat pada waktunya.
          Di dalam makalah ini kami memaparkan sedikit tentang perkembangan pelayanan kebidanan dan pendidikan di beberapa negara, kami susun sekiranya agar pembaca mendapatkan penambahan pengetahuan .
          Kami sadari masih banyak kesalahan-kesalahan yang tidak di sengaja dalam makalah kami ini, mengingat makalah ini masih jauh dari kata sempurna , oleh karena itu besar harapan kami mendapatkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dapat menjadi bahan koreksi kami  untuk menyusun suatu makalah di kenudian hari. Terima kasih



                                                                            
                                                                                                                                                                                                                   Penulis,






SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN DAN PENDIDIKAN BIDAN DI LUAR                    NEGERI

I. Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri

a. Sebelum abad 20 (1700-1900)
     William Smellie dari Scotlandia (1677-1673) mengembangkan forceps dengan kurva pelvik seperti kurva shepalik. Dia memperkenalkan cara pengukuran konjungata diagonalis dalam pelvi metri. Menggambarkan metodnya tentang persalinan lahirnya kepala pada presentasi bokong dan penganangan resusitasi bayi aspiksi dengan pemompaan paru-paru melalui sebuah metal kateler. Ignoz Phillip semmelweis, seorang dokter dari Hungaria (1818 – 1865) pengenalan Semmelweiss tentang cuci tangan yang bersih mengacu pada pengendalian sepsis puerperium. James Young simpson dair Edenburgh, scotlandia (1811-1870) memperkenalkan dan menggunakan arastesi umum, tahun 1807, Ergot sejenis cendawan yang tumbuh pada sejenis gandung hitam, diketahui efektif dalam mengatasi pendarahan postpartum. Hal ini merupakan permulaan pengguguran. Tahun 1824 Jamess Blundell dari Inggris yang menjadi orang pertama yang berhasil menangani perdarahan postpartum dengan menggunakan transfusi darah. Jean lubumean dari Perancis (orang kepercayaan Rene Laenec, penemu Stetoskop pada tahun 1819) pertama kali mendengar bunyi jantung janin dengan stetoskop pada tahun 1819) pertama kali mendengar bunyi jantung janin dengan stetoskop pada tahun 1920. Jhon Charles Weaven dari Inggris (1811 – 1859) adalah. Pada tahun 1843, pertama yang yang melakukan test urine pada wanita hamil untuk pemeriksaan dan menghubungkan kehadirannya dengan eklamsia.
         Adolf Pinard dari Prancis (1844-1934) pada tahun 1878, mengumumkan kerjanya pada palpasi abdominal Carl Crede dari Jerman (1819 – 1892) menggambarkan metodanya stimulasi urine yang lembut dan lentur untuk mengeluarkan placenta Juduig Badl, dokter obstetri dari Jerman (1842-1992), pada tahun 1875, menggambarkan lingkaran retraksi yang pasti muncul pada pertemuan segment atas rahim dan segmen bawah rahim dalam persalinan macet/sulit. Daunce dari Bordeauz. Pada tahun 1857, memperkenalkan pengguran inkubator dalam perawatan bayi prematur.
b. Abad 20
          Postnatal care sejak munculnya hospitalisasi untuk persalinan telah berubah dari perpanjangan masa rawatan sampai 10 hari, ke trend “Modern” ambulasi diri. Yang pada kenyataannya, suatu pengembalian pada “cara yang lebih alami”. Selama beberapa tahun, pemisahan ibu dan bayi merupakan praktek yang dapat diterima di banyak rumah sakit, dan alat menyusui bayi buatan menjadi dapat diterima, dan bahkan oleh norma! Bagaimanapun, alami sekali lagi “membuktikan dirinya “rooing-in” dipraktekan dan menyusui dipromosikan menyusui disemua rumah sakit yang sudah mendapat penerangan. Perkembangan teknologi yang cepat telah monitoring anthepartum dan intrapartum yang tepat menjadi mungkin dengan pengguraan ultrasonografi dan cardiotocografi, dan telah merubah prognosis bagi bayi prematur secara dramatis ketika dirawat di neonatal intersive acara urits, hal ini juga memungkinkan perkembangan yang menakjubkan.

II. Pelayanan dan Pendidikan di Beberapa Negara
1) Pelayanan Bidan di Afrika Selatan
     Tidak menunjuk bidan pemerintah atau bidany ang sudah diangkat sumpah selama beberapa tahun peraturan-peraturan tersebut menetapkan bahwa para bidan harus diuji dan dan diberi lisensi/izin, dan mereka harus memanggil pertolongan medis bila ada indikasi. Saat penempatan dipeluas, wanita di desa khususnya harus ditolong oleh wanita yang lebih tua belum dilatih dari masyarakat. Bidan pemerintah memperoleh penghargaan yang tinggi salah satu dari mereka. Alkta Kaisters, ditunjuk pada tahun 1687 sebagai kepala keperawatan di rumah sakit persahaan, dan menjadi bidan pertama yang melaksanakan tugas-tugas perawatan umum sebagaimana tugas-tugas kebidanan. Pelayanan kebidanan pertama diberikan sekaligus oleh pagawi pemerintah dan bidan swasta dilebih banyak wilayah berkembang, sementara masyarakat pedesaan dilayani oleh wanita penuh baya yang belum terlatih dengan pengalaman kebidanan “outansi” yang seringkali melaksanakan perawatan umum dan bahkan pelayanan untuk hewan peliharaan juga dalam beberapa hal/keadaan. Situasi itu masih berlaku. Terlihat dimana terdapat sedikit perkembangan dalam pelayanan dan pelatihan kebidanan sampai awal abad ke 19 dibawah pemerintahan Batavia yang mengambil alih semenanjung dari perusahan Hindia-Belanda timur yang bubar, seorang dokter bedah bernama Dr Leishing mereka mendasikan dimana telah didirikan sebuah sekolah kebidanan ini untuk mengganikan sistem magang perusahaan dan terjadi sebelum pendudukan British kedua di semenanjung tersebut. Komite Medis tertinggi meninjau kembali lisensi dokter, bidan dan apoteker dan menemukan bahwa enam bidan yang sudah mempunyai lisensi tidak memenuhi kriteria mereka. Ide pendirian sekolah kebidanan baru terlaksana pada tahun 1808, Dr Wehr sangat tertarik pada kebidanan, dan membantu para bidan yang bekerja diantara orang miskin, tanpa bayarannya, tapi dia meminta gaji yang sesuai untuk mengimbangi pelayanannya di sana.  Kode etik yang diikrarkan dipegang rteguh saat mereka melakukan “Sumpah Jabatan” . Kode ini meliputi persyaratan untuk ; prilaku pribadi/perorangan, hubungan dengan bidan yang lain, dengan dokter dan utusan agama, rahasia profesi, dan meminta bantuan medis jika diperlukan.  Disini Dr James Prince, seorang dokter kanada, memutuskan untuk menyusun pelayanan kebidanan daerah dengan bantuan bidan Ella Ruth terdaftar sebagai perawat umum pada tahun 1919 dan sebagai seorang bidan pada tahun 1920, sehingga menjadi wanita kulit berwarna pertama yang memiliki kualifikasi ganda.

 Pendidikan bidan di Afrika Selatan
          Siswa harus menolong minimal 12 persalinan dan merawat 12 wanita pada masa puerperium. Sekolah pelatihan terlalu sedikit, dan kurangnya bed yang tersedia bagi pasien kebidanan. Pelatihan  harus diperpenjang sampai minimal selama 6 bulan.  Pada tahun 1919, sekolah perawatan kebidanan didirikan di bekas rumah Pal Kruger, dimana masa pelatihan 12 bulan jika siswanya belum menjadi perawat yang terdaftar. Dewan perawatan Afrika Selatan mengambil kembali pelatihan kebidanan pada tahun 1945, dan pada tahun 1949, masa pengajaran lebih lanjut meningkat menjadi 18 bulan bagi perawat yang belum terdaftar, dan 9 bulan bagi perawat uang sudah terdaftar. masa tersebut menjadi 24 bulan dan 12 bulan berturut-turut. Diwajibkan menolong persalinan sebanyak 30 persalinan dan 30 asuhan postnatal. Pengajaran kebidanan termasuk dalam pengajaran selama 4 tahun.



2) Pelayanan Bidan di Amerika
          Di Amerika, para bidan berperan seperti dokter, berpengalaman tanpa pendidikan yang spesifik, standart-standart, atau peraturan-peraturan sampai pada awal abad ke 20. Kebidanan, sementara itu dianggap menjadi tidak diakui dalam sebagian besar yuridiksi (hukum-hukum) dengan istilah “nenek tua” kebidanan akhirnya padam, profesi bidan hampir mati. Tahun 1765 pendidikan formal untuk bidan mulai dibuka pada akhir abad ke 18 banyak kalangan medis yang berpendapat bahwa secara emosi dan intelektual wanita tidak dapat belajar dan menerapkan metode obstetric.Pada  1980-an dibuat legalisasi tentang opraktek profesional bidan, sehingga membuat bidan menjadi sebuah profesi dengan lahan praktek yang spesifik dan membutuhkan organisasi yang mengatur profesi tersebut. Pada tahun 1982 MANA (Midwive Alliance Of North America) di bentuk untuk meningkatkan komunikiasi antar bidan serta membuat peraturan sebagai dasar kompetensi untuk melindungi bidan.Bidan menangani 1,1% persalinan di tahun 1980 : 5,5% di tahun 1994. Pendidikan kebidanan biasanya berbentuk praktek lapangan, bisa menangani persalinan dengan pengalaman sebagai bidan.

3)Pelayanan Bidan di Australia
           Dasar pendidikan telah berubah dari traditional hospital base programme menjadi tertiary course of studies menyesuaikan kebutuhan pel;ayanan dari masyarakat.  Kurikulum pendidikan disusun oleh staf akademik berdasarkan pada keahlian dan pengalaman mereka di lapangan kebidanan. Pada tahun 1913 sebanyak 30% persalinan ditolong oleh bidan. Kenyataannya wanita jelas menengah ke atas yang ditangani oleh dokter dalam persalinannya mempunyai resiko infeksi yang lebih besar daripada wanita miskin yang ditangani oleh Bidan.

Masalah Profesional
Tugas pertama yang sulit adalah meneliti kembali nama bidan itu sendiri, itu tidak sama dengan ketika latihan dalam praktek kebidanan.Pemerintah melihat adanya peningkatan kebidanan dengan pemberian asuhan yang bermanfaat. Shearman Report (NSWI, 1989) telah menemukan cara awal untuk mengatur strategi perawatan yang berkesinambungan. Having a baby in Victoria (Depkes Viktoria, 1990) melaporkan sebuah revie pelayanan kesehatan di Viktoria yang dibutuhkan pada orientasi pelayanan kesehatan pada wanita dan keluarga. Maksudnya pemeliharaan kesehatan yang lebih baiki. “Perawatan efektif pada kelahiran” CNH dan MRC, 1996 menyimpulkan bahwa perawatan yang berkesinambungan akan menjadi tujuan perawatan kes

ehatan ibu.















Rabu, 19 Juni 2013

ASKEB ANC FISIOLOGI

ASUHAN KEBIDANAN PADA  NY “ F ” GESTASI 27 MINGGU 2  HARI
DI PUSKESMAS KASSI – KASSI MAKASSAR
TANGGAL 03 APRIL 2013

No register                              : 122/13
Tanggal kunjungan                  : 03 April 2013            Pukul 10.00 WITA
Tanggal pengkajian                 :03  April 2013            Pukul 10.00 WITA
Nama pengkaji                        : NI NYOMAN NOVITA

LANGKAH  1 : IDENTIFIKASI DATA DASAR
A.       IDENTITAS IBU / SUAMI
Nama                                    : Ny “ F         /Tn A
Umur                         : 31 tahun        /36 tahun
Suku                          : Makassar       /Makassar
Agama                      : Islam             / Islam
Pendidikan                : SMA             /SMA
Pekerjaan                  : IRT                /Buruh Harian
Lama Menikah          : 1 Kali ± 5 tahun
Alamat                      : Jl. Ballaparang









B.       Riwayat kehamilan sekarang
1.    GII PI A0
2.    HPHT tanggal 24 September 2012, dan HTP tanggal 01 Juli 2013
3.    Ibu merasakan pergerakan janinya sejak bulan Januari 2013 sampai sekarang.
4.    Pergerakan janin dirasakan ibu terutama pada perut sebelah kiri.
5.    Ibu tidak pernah merasakan nyeri perut hebat selama hamil.
6.    Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat obatan atau jamu kecuali yang di berikan oleh bidan.
7.    Ibu mengatakan telah memeriksakan kehamilannya sebanyak tiga kali di Puskesmas Kassi-Kassi dan telah mendapat TT sebanyak satu kali. TT3 : 27 Maret 2013

C.        Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Tahun
Kehamilan
Persalinan
Bayi/anak
Nifas
Umur
Keadaan
Jenis
Tempat
BB
Penolong
L/P
Disusui
Hidup
2010
39 Minggu, 3 hari
Baik
Normal,Spontan
Puskesmas
3,4 Kg
Bidan
L
Ya
Ya
Masa nifas berlangsung normal


D.  Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang
1.    Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, malaria, TBC, hepatitis dan penyakit kelamin lain ; HIV dan AIDS
2.    Ibu tidak pernah di operasi dan tidak pernah di rawat di Rumah Sakit
3.    Ibu tidak pernah minum minuman beralkohol dan tidak pernah merokok.
4.    Ibu mengatakan tidak alergi terhadap makanan dan obat-obatan.
5.    Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga.
6.    Ibu tidak memiliki riwayat keturunan kembar dalam keluarga.

E.        Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Ibu mengatakan pernah menjadi akseptor KB pada Februari 2010, alat kontrasepsi yang di gunakan adalah suntikan 1 bulan. Ibu berhenti ber-KB pada bulan Juli 2012, karena ingin merencanakan kehamilan lagi dengan suami.

F.        Riwayat Psikologi, Sosial, Ekonomi dan Spiritual
1.    Kehamilan saat ini direncanakan dengan suami.
2.    Suami dan keluarga sangat senang dengan kehamilan ibu saat ini.
3.    Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami
4.    Ibu dibantu oleh keluarga dalam mengerjakan pekerjaan rumah.
5.    Ibu dan keluarga menginginkan melahirkan di Puskesmas Kassi-Kassi dan di tolong oleh bidan.
6.    Pendapatan suami cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
7.    Ibu rajin beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa
8.    Ibu dan suami berharap agar kehamilannya berjalan normal.

G.       Pemeriksaan fisik
1.    Keadaan umum ibu baik
2.    Kesadaran komposmentis
3.    Pengukuran fisik secara umum :
a.    Berat Badan              : 55 Kg
b.    Tinggi Badan                        : 156 Cm
c.    Lila                            : 25 Cm
d.   Tanda – tanda vital :
1)      TD                 : 110/70 mmHg
2)      Nadi              : 80x/ menit
3)      Suhu              : 36,80C
4)      Pernapasan    :22x/ menit
4.        Kepala
a.       Rambur berwarna hitam, nampak bersih, serta tidak mudah rontok.
b.      Tidak ada nyeri tekan dan benjolan.
5.        Wajah
a.       Ekspresi wajah tampak ceria
b.      Tidak ada oedema pada wajah.
c.       Tidak ada cloasma gravidarum.
6.        Mata
a.       Konjungtiva merah muda
b.      Sklera tidak ikterus
7.        Hidung
Tidak ada polip dan nyeri saat di tekan.
8.        Mulut
a.       Mukosa bibir lembab, dan tidak pecah-pecah.
b.      Tampak bersih, dan tidak berbau
c.       Tidak ada caries pada gigi.
9.        Telinga
a.       Nampak bersih
b.      Tidak ada secret dan OMA (otitis Media Akut )
10.    Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe, dan vena jugularis.
11.    Payudara
a.       Simetris kiri dan kanan
b.      Puting susu menonjol
c.       Hiperpigmentasi pada areola
d.      Tidak ada massa dan nyeri tekan
e.       Pengeluaran colostrum belum ada (-)
12.    Abdomen
a.       Tidak ada luka bekas operasi
b.      Otot perut tegang
c.       Tampak linea nigra dan striae livide
d.      Palpasi :
1)      Leopold I           : TFU : 26 cm, teraba bokong
2)      Leopold II         : Puka
3)      Leopold III        : Kepala
4)      Leopold IV        : BAP
e.       Auskultasi
DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur terutama pada kuadaran perut bawah ibu.
13.    Ekstremitas
a.       Tidak ada oedema dan varises
b.      Refleks patella kiri dan kanan (+)
14.    Pemeriksaan Laboratorium
a.       Hb             : 11,8 gr%
b.      Albumin    :Negative ( - )
c.       Reduksi     : Negative ( - )

LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH AKTUAL
Diagnosa :  GII PI Ao, gestasi 27 minggu 2 hari, situs memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, BAP, intra uterine, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik.
1.      GII PI A0
Data Subjektif : Ibu hamil kedua dan tidak pernah keguguran
Data obyektif  :a. Tonus otot perut tegang
b.Teraba bagian bagian janin pada saat palpasi
Analisa dan interpretasi data
a.       Ibu hamil kedua, di tunjang dari hasil pemeriksaan fisik di temukan tonus otot di sebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus dan serabut-serabut kolagen menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan janin ( Ilmu kebidanan.
b.      Teraba bagian-bagian janin pada palpasi merupakan salah satu dari tanda- tanda pasti kahamilan ( Synopsis Obstetric, hal. 5)
2.      Gestasi 27 minggu 2 hari
Data Subjektif :
·           Tanggal HPHT 24 September 2012
·           Ibu dengan umur kehamilan 7 bulan
Data Objektif :
·           HTP 01 Juli 2013
·           Leopold I : TFU : 26 cm, teraba bokong
Analisa dan interpretasi data
a.     Menurut Neagle dari HPHT tanggal 24 September 2012 sampai dengan tanggal pengkajian 03 April 2013 kehamilan ibu adalah 27 minggu 2 hari.
b.    TFU 26 cm, sesuai dengan umur kehamilan 27 minggu sampai dengan 28 minggu.
3.      Situs Memanjang
Data Subjektif : -
Data Objektif  : Palpasi Leopold :
a.    Leopold I              : Teraba bokong
b.    Leopold II                        : Puka
c.    Leopold III           : Presentasi kepala
d.   Leopold IV           : BAP ( konvergen )
Analisa dan interpretasi data
Pada palpasi leopold II, apabila teraba punggung berarti situs memanjang, sedangkan apabila teraba bokong atau kepala berarti situs melintang  
( manuaba, ibg, 1998 )
4.      Punggung Kanan
Data subyektif            : Ibu merasakan pergerakan janin kuat terutama    pada perut sebelah kiri
Data obyektif              : Pada palapasi leopold II teraba punggung kanan, DJJ terdengar jelas dan kuat serta teratur.
Analisa dan interpretasi data   :
a.       Palpasi secara Leopold II teraba tahanan keras, lebar seperti papan pada sisi kanan perut ibu, dan sebelah kiri teraba bagian bagian kecil yaitu lengan dan tungkai ( Manuaba 1998 )
b.      Bagian terkecil janin terdapat di sebelah kiri sehingga pergerakan janin lebih kuat di rasakan oleh ibu di sebelah kanan.
c.       DJJ terdengar jelas pada kuadran kanan perut bagian bawah.

5.      Presentasi Kepala
Data subyektif            : Sering dirasakan ada gerakan menendang pada sebelah kiri atas perut
Data obyektif              : - Leopold III: Kepala ( teraba keras dan bundar)
-          Djj terdengar kuat, keras dan teratur di kuadran kanan bawah perut.
Analisa dan interpretasi data  :
Pada palpasi Leopold III teraba bagian bulat, keras, melenting pada sympisis dan pada fundus teraba bagian lunak, kurang melenting, dan kurang bundar, preentase janin dalam rahim adalah presentase kepala karena berat kepala lebih besar dari bokong, dan menurut teori akomodasi bahwa bentuk uterus yang sedemikian rupa sehingga volume bokong dan ekstremitas yang lebih besar berada diatas ruangan yang lebih luas, kepala menyesuaikan diri dengan ruangan yang lebih kecil pada pap ( prawirohardjo sarwono , 1999 )
6.      BAP ( Konvergen )
Data Subjektif             : -
Data Objektif              : Leopold IV kedua jari-jari tangan masih dapat bertemu di pinggir atas sympisis.
Analisa dan interpretasi data  :
Pada palpasi Leopold IV bagian benda keras, bulat dan melenting dan kedua tangan masih  bisa bertemu ( konvergen ) ini menandakan bahwa kepala belim masuk dalam pintu atas panggul
( manuaba ibg 1998 hal 136 )
7.      Intra Uterine  
Data subyektif                        ; Ibu tidak pernah mengalami nyeri perut yang hebat
Data obyektif              : Ibu tidak pernah merasa nyeri hebat saat dipalpasi
Analisa dan interpretasi data  :
Nyeri hebat saat dilakukan palpasi merupakan salah satu gejala kehamilan ektopik (manuaba, IBG, 1998 )
8.      Tunggal
Data subyektif            : Janinnya bergerak hanya pada bagian perut sebelah kiri.
Data obyektif              :
·  Pada palpasi teraba dua bagian besar yaitu satu kepala dan satu bokong.
·  DJJ terdengar jelas kuat dan teratur
·  TFU sesuai umur kehamilan
Analisa dan interpretasi data  :
a.       Teraba satu bokong, satu punggung, dan satu kepala, menandakan janin tunggal ( ilmu kebidanan, hal 129 )
b.      Pembesaran perut sesuai umur kehamilan , teraba 2 bagian besar  janin pada lokasi yang berbeda, bagian kepala pada kuadran bawah perut, bagian bokong pada kuadran atas perut, pada kehamilan tunggal hanya terdengar satu bunyi jantung janin dengan perbedaan sekitar 10 denyutan permenit ( sarwono, 1999 )
9.      Hidup
Data subyektif            : Ibu merasakan pergerakan janinnya kuat, ± 10x/ sehari
Data obyektif              : DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur
Analisa dan interpretasi data  :
a.       Salah satu tanda pasti janin hidup adalah adanya pergerakan janin, janin dalam keadaan sehat, djj terdengar jelas dan teratur, frekuensi dalam batas normal ( ilmu kebidanan hal 129 )
b.      DJJ dalam batas normal terdengar jelas dan ada pergerakan janin yang lebih dari satu kali perjam (≥ 1x1 jam ) atau lebih dari 10x / hari (≥ 10 x / hari) dan pembesaran uterus menandakan janin hidup dan bertumbuh. ( Mochtar Rustam,2005)
10.  Keadaan Ibu dan Janin baik
Data subjektif :
a.              Ibu tidak mempunyai keluhan-keluhan dan kecemasan selama kehamilan.
b.             Ibu merasakan pergerakan janin kuat, biasanya 10 kali dalam sehari.
Data Objektif  :
a.       Kesadaran komposmentis
b.      Kojungtiva merah muda, sclera tidak ikterus
c.       TTV     :
1)      Tekanan darah     : 110/70 mmHg
2)      Suhu                    : 36,8°c
3)      Pernapasan           : 22x/menit
4)      Nadi                     : 80x/mennit
5)      Hb                        : 11,8 gr%
6)      Albumin               : ( - )
7)      Reduksi               : ( - )
d.      DJJ terdendar kuat dan jelas.
Analisa dan interpretasi data :
a.    TTV dalam keadaan normal merupakan tanda bahwa keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik, Hb 11,8 gr % menandakan ibu tidak anemia, albumin dan reduksi negative, itu menandakan ibu tidak preeklmpsi/eklampsi.
b.    DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur menandakan janin dalam keadaan baik.

LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Tidak ada data yang mendukung terjadinya masalah potensial

LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Tidak ada data yang mendukung perlunya tindakan segera / kolaborasi

LANGKAH V. RENCANA ASUHAN
A.       Tujuan
1.      Kehamilan berlangsung normal
2.      Keadaan ibu dan janin baik
B.       Kriteria
1.    Pembesaran uterus atau TFU sesuai umur kehamilan
2.    Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal :
a.    TD : Systole 100 – 130 mmHg, kenaikan systole tidak lebih dari 30 mmhg dan diastole 70-90 mmHg kenaikan diastole tidak lebih dari 15 mmhg.
b.   Nadi : 60100 x/i
c.    Pernapasan : 18 – 24 x/i
d.   DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur : ( 120 – 160x/ menit )
e.    Pergerakan janin dirasakan minimal 1x dalam 1 jam atau minimal 10x/sehari.





C.  Rencana Tindakan
1.      Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
Rasional : dengan memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, ibu dapat mengetahui keadaan dirinya dan janinnya sehingga ibu dapat lebih kooperatif terhadap nasehatyang diberikan.
2.      Berikan Pendidikan Kesehatan (HE) tentang :
a.       Istirahat yang cukup minimal ± 1 - 2 jam pada siang hari dan minimal ± 7 - 8 jam pada malam hari.
Rasional : istirahat yang cukup untuk menjaga kondisi fisik ibu, selain itu dapat mengurangi beban kerja jantung yang mengalami peningkatan kerja karena kehamilan dan juga akan menghemat penggunaan energy senagai bekal untuk persiapan menghadapi persalinan.
b.      Gizi ibu hamil :
1)        Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, seperti makanan yang kaya akan karbohidrat, protein, kalsium
Rasional : dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang akan memenuhi nutrisi yang diperlukan
2)        Anjurkan ibu banyak konsumsi sayur sayuran dan buah buahan
Rasional : sayur dan buah banyak mengandung vitamin dan mineral yang berperan sebagai koenzim dalam proses metabolism
c.       Personal Hyegiene
Anjurkan ibu menjaga kebersihan genitalia dan rajin mengganti pakaian dalam ketika ibu merasa lembab
Rasional : keadaan bersih akan membuat ibu merasa nyaman dan mencegah perkembangan mikroorganisme
3.      Jelaskan tanda tanda bahaya dalam kehamilan pada ibu
Rasional: dengan memberitahukan tanda tanda bahaya dalam kehamilan , ibu akan mengerti dan melaksanakan anjuran bidan jika ibu mengalami salah satu dari tanda bahaya dalam kehamilan.
4.      Pemberian tablet zat besi (Fe), vitamin dan kalsium
Rasional : dengan memberikan suplemen zat besi dapat membantu meningkatkan kadar Hb ibu, di samping intake makanan yang mengandung zat besi , kebutuhan vitamin meningkatkan stamina selama hamil sehingga di butuhkan tambahan suplemen. Janin yang sedang tumbuh dan berkembang dalam kandungan memerlukan kalsium untuk pertumbuhan tulang dan agar ibu terhindar dari defisiensi kalsium yang menyebabkan mudah terkena karies gigi dan osteoporosis.
5.      Diskusikan tentang persiapan kelahiran dan persalinan .pemilihan tempat persalinan, penentuan penolong persalinan, biaya persalinan, dengan mengingat SURGAKU ( serahkan urusan rumah tangga pada keluarga ) dan BERDOA (, donor, ongkos, angkut )
Rasional : dengan diskusi persiapan ibu, baik fisik, psikis, dan financial sehingga ibu akan menghadapi persalinan tanpa rasa cemas yang berlebihan
6.      Anjurkan ibu untuk kembali memeriksakan kehamilannya secara rutin yaitu pada tanggal 01 Mei 2013 atau kapan saja jika ada keluhan.
Rasional : untuk mengetahui hasil tindakan yang telah diberikan dan memantau keadaan ibu dan janin.

LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 03 April 2013 pukul 10.45 wita
1.        Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa kehamilan dalam keadaan baik.
a.       TTV dalam batas normal
TD            :  110/70mmHg
N              : 80x/i
S               : 36,80C
P               : 22x/i
b. TFUsesuai umur kehamilan
2.        Memberikan Pendidikan kesehatan (HE) tentang :
a.    Istirahat yang cukup
Menganjurkan ibu agar  istirahat istirahat yang cukup yaitu tidur siang ±1-2 jam dan tidur malam ± 7-8 jam
Ibu mengerti apa yang disampaikan kepadanya.
b.    Gizi pada ibu hamil
Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang seperti karbohidrat ( nasi , roti ) protein ( telur , daging , susu , ikan ) kalsium (ikan teri ) sayur sayuran dan buah buahan
Ibu akan berusaha untuk makan makanan yang bergizi
c.    Personal hygiene
Menganjurkan ibu agar menjaga kebersihan genitalia dan rajin mengganti pakaian dalam ketika lembab
Ibu mengerti apa yang disampaikan kepadanya.
3.        Mengajarkan ibu tanda tanda bahaya dalam kehamilan, yaitu:
a.         Sakit kepala yang hebat
b.         Penglihatan kabur
c.         Bengkak pada wajah dan tungkai
d.        Mual muntah yang berlebihan
e.         Pergerakan janin yang kurang
f.          Nyeri perut yang hebat
g.         Perdarahan jalan lahir
h.         Ketuban pecah dini
i.           Kejang
j.           Demam
Ibu mengerti tentang penjelasan yang telah diberikan
4.        Memberikan atau penatalaksanaan pemberian tablet zat besi (Fe), vitamin, dan kalsium:
a.         Tablet zat besi (Fe) 1x1    : Membantu proses pembentukan eritrosit.
b.         Vitamin C 3x1                 : Membantu penyerapan zat besi
c.         Kalk 2x1                          : Membantu pertumbuhan tulang janin serta menghindarkan ibu dari karies gigi dan osteoporosis.
5.        Mendiskusikan tentang persiapan persalinan dan kelahiran meliputi :
a.       Pemilihan tempat bersalin, biaya persiapan persalinan
b.      Persiapan perlengkapan ibu dan bayi
c.       Persiapan transportasi
d.      Persiapan donor jika terjadi perdarahan.
e.       Kelurga mendampingi ibu saat bersalin
Ibu berencana melahirkan di Puskesmas Kassi-Kassi, ditolong oleh bidan, tabungan persalinan sudah di siapkan , suami sebagai pendonor.
6.        Menganjurkan ibu untuk datang kembali memeriksakan kehamilannya tanggal 01 Mei 2013 atau kapan saja jika ada keluhan.
Ibu bersedia memeriksakan kehamilannya kembali.

LANGKAH VII. EVALUASI
Tanggal 03 April 2013, pukul 11.15 wita
1.    Kehamilan berlangsung normal, ditandai dengan :
a.    Keadaan umum ibu baik
b.    TTV dalam batas normal ditandai dengan :
TD              : 110/70 mmHg
N                : 80x/i
P                 : 22x/i
S                 : 36,8 °c
c. TFU : 26 cm, teraba bokong
2. Pergerakan janin minimal 1 kali dalam 1 jam
3. Keadaan janin baik, DJJ terdengar keras, kuat dan teratur.
4. Respon ibu baik saat di anamnesa dan pemeriksaan serta bersedia melaksanakan anjuran seperti :
·         Bersedia untuk mengatur pola istirahat sehari – hari
·         Bersedia untuk mengatur pola makan dan makan makanan yang bergizi dan beragam.
·         Bersedia untuk melakukan personal hygine
·         Bersedia untuk datang kembali memeriksakan kehamilannya pada tanggal 01 Mei 2013, dan jika ada keluhan segera pergi ke Puskesmas.




PENDOKUMENTASIAN
Data Subyektif ( S )
1.      Ibu hamil ke dua dan tidak pernah keguguran
2.      HPHT tanggal 24 September 2012
3.      Ibu dengan umur kehamilan 7 bulan
4.      Ibu merasakan pergerakan bagian terkecil janin di sebelah kiri perut ibu.
5.      Ibu merasakan janinnya bergerak kuat.
6.      Ibu tidak pernah merasakan nyeri perut yang hebat selama hamil.
7.      Ibu merasakan pergerakan janinya ±10x / sehari
8.      Tidak ada keluhan-keluhan lain dan kecemasan yang di rasakan ibu selama kehamilan.

Data Obyektif ( O )
1.      Keadaan umum ibu baik
2.      Penampilan ibu bersih dan rapi
3.      Kesadaran komposmentis
4.      Berat badan : 55 kg
5.      Tinggi badan : 156 cm
6.      Lila : 25 cm
7.      Tanda tanda vital :
a.       TD                   : 110/70 mmhg
b.      Nadi                : 80x/i
c.       Pernapasan      :22x/i
d.      Suhu                : 36,8°C
8.      Pemeriksaan fisik:
a.       Kulit kepala bersih dan tidak mudah rontok
b.      Tidak ada choloasma gravidarum dan tidak ada oedema pada wajah
c.       Konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus
d.      Telinga simetris dan tidak ada serumen
e.       Hidung simetris dan tidak ada polip
f.       Tidak ada pembengkakan pada vena jugularis, kelenjar limfe, dan kelenjar tyroid
g.      Payudara simetris kiri dan kanan, putting susu terbentuk, tampak adanya hyperpigmentasi pada areola mammae, terdapat kolostrum jika puting susu dipencet, tidak teraba adanya massa
h.      Tampak linea nigra pada abdomen, tampak striae livide, tidak ada luka bekas operasi, tampak pembessaran uterus sesuai umur kehamilan.
 palpasi menurut Leopold :
Leopold I        : Teraba bokong, TFU :  26 cm
Leopold II       : Puka
Leopold III     : Kepala
Leopold IV     : BAP ( Konvergen )
i.        Tidak ada oedema pada kedua tungkai
j.        Reflex patella (+) kiri/kanan
9.      Pemeriksaan penunjang
a.    Hb                   : 11, 8 gr%
b.    Albumin          : ( - )
c.    Reduksi           :( - )

Assessment  ( A )
GII PI AO, gestasi 27 minggu 2 hari , situs memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, BAP, intera uterine, tunggal, hidup, keadaan ibu dan janin baik.

Planning ( P )
Tanggal 03 April 2013, pukul 10. 45 wita
1.    Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan ibu dan janin baik, kehamilannya berlangsung normal, pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan, denyut jantung janin terdengar dengan jelas, ibu mengetahui keadaannya dan perkembangan janinnya.
2.    Memberikan pendidikan kesehatan  tentang :
a.         Istirahat yang cukup
Menganjurkan ibu agar  istirahat  yang cukup yaitu tidur siang ±1-2 jam dan tidur malam ± 7-8 jam.
Ibu mengerti apa yang disampaikan kepadanya.
b.         Nutrisi
Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang seperti karbohidrat ( nasi , roti ) protein ( telur , daging , susu , ikan ) kalsium (ikan teri ) sayur sayuran dan buah buahan
Ibu akan berusaha untuk makan makanan yang bergizi
c.         Personal hygiene
Menganjurkan ibu agar menjaga kebersihan genitalia dan rajin mengganti pakaian dalam ketika lembab
Ibu mengerti apa yang disampaikan kepadanya
3.     Mendiskusikan tentang tanda- tanda bahaya dalam kehamilan, yaitu
a.         Sakit kepala yang hebat
b.        Penglihatan kabur
c.         Bengkak pada wajah dan tungkai
d.        Mual muntah yang berlebihan
e.         Pergerakan janin yang kurang
f.         Nyeri perut yang hebat
g.        Perdarahan jalan lahir
h.        Ketuban pecah dini
i.          Kejang
j.          Demam
Ibu mengerti tentang penjelasan yang telah diberikan dan bersedia datang jika mengalami salah stu dari tanda-tanda bahaya tersebut.
4.    Memberikan atau penatalaksanaan pemberian tablet zat besi (Fe), Vitamin dan kalsium:
a.       Tablet zat besi (Fe)         : Membantu proses pembentukan eritrosit
b.      Vitamin C 3x1                : Membantu penyerapan zat besi
c.       Kalk 2x1                         : Membantu pertumbuhan tulang janin serta menghindarkan ibu dari karies gigi dan osteoporosis.
Obat telah di berikan kepada ibu.
5.    Mendiskusikan tentang persiapan persalinan dan kelahiran meliputi :
f.       Pemilihan tempat bersalin, biaya persiapan persalinan
g.      Persiapan perlengkapan ibu dan bayi
h.      Persiapan transportasi
i.        Persiapan donor jika terjadi perdarahan.
j.        Kelurga mendampingi ibu saat bersalin
Ibu berencana melahirkan di Puskesmas Kassi-Kassi, ditolong oleh bidan, tabungan persalinan sudah di siapkan , suami sebagai pendonor.
6.        Menganjurkan ibu untuk datang kembali memeriksakan kehamilannya tanggal 01 Mei 2013 atau kapan saja jika ada keluhan.
Ibu bersedia memeriksakan kehamilannya kembali.


 
Ni Nyoman Novita's Bloggy :) © 2008. Template Design By: SkinCorner