MAKALAH
KONSEP KEBIDANAN
“SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN
BIDAN DI LUAR NEGERI”
 
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VI
Ni Nyoman Novita       : PO.71.3.211.11.1.072
Novita kristanti Maleso: PO. 71.3.211.11.1.074
Rosiana                   : PO.71.3.211.11.1.080
Suryana                   : PO.71.3.211.11.1.087
Wirdayani Sri Rahayu : PO.71.3.211.11.1.089

POLITEHNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
2011/2012



DAFTAR ISI
    I. Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan di Luar Negeri……
a.    Sebelum abad 20 (1700-1900)…………………………………………………………..
b.    Abad 20…………………………………………………………………………………………………..
II.Pelayanan dan Pendidikan dibeberapa negara……………………………………
1)    Pelayanan Bidan di Afrika Selatan………………………………………………………
Pendidikan Bidan di Afrika Selatan…………………………………………………….
2)   Pelayanan Bidan di Amerika…………………………………………………………………..
3)   Pelayanan Bidan di Australia………………………………………………………………….
Pendidikan Bidan di Australia…………………………………………………………………
Masalah Profesional………………………………………………………………………………….











KATA PENGANTAR
          Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas Konsep Kebidanan  ini yang berjudul “Sejarah Perkembangan Pelayanan dan Pendidikan Bidan Di Luar Negeri” tepat pada waktunya.
          Di dalam makalah ini kami memaparkan sedikit tentang perkembangan pelayanan kebidanan dan pendidikan di beberapa negara, kami susun sekiranya agar pembaca mendapatkan penambahan pengetahuan .
          Kami sadari masih banyak kesalahan-kesalahan yang tidak di sengaja dalam makalah kami ini, mengingat makalah ini masih jauh dari kata sempurna , oleh karena itu besar harapan kami mendapatkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dapat menjadi bahan koreksi kami  untuk menyusun suatu makalah di kenudian hari. Terima kasih



                                                                            
                                                                                                                                                                                                                   Penulis,






SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN DAN PENDIDIKAN BIDAN DI LUAR                    NEGERI

I. Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri

a. Sebelum abad 20 (1700-1900)
     William Smellie dari Scotlandia (1677-1673) mengembangkan forceps dengan kurva pelvik seperti kurva shepalik. Dia memperkenalkan cara pengukuran konjungata diagonalis dalam pelvi metri. Menggambarkan metodnya tentang persalinan lahirnya kepala pada presentasi bokong dan penganangan resusitasi bayi aspiksi dengan pemompaan paru-paru melalui sebuah metal kateler. Ignoz Phillip semmelweis, seorang dokter dari Hungaria (1818 – 1865) pengenalan Semmelweiss tentang cuci tangan yang bersih mengacu pada pengendalian sepsis puerperium. James Young simpson dair Edenburgh, scotlandia (1811-1870) memperkenalkan dan menggunakan arastesi umum, tahun 1807, Ergot sejenis cendawan yang tumbuh pada sejenis gandung hitam, diketahui efektif dalam mengatasi pendarahan postpartum. Hal ini merupakan permulaan pengguguran. Tahun 1824 Jamess Blundell dari Inggris yang menjadi orang pertama yang berhasil menangani perdarahan postpartum dengan menggunakan transfusi darah. Jean lubumean dari Perancis (orang kepercayaan Rene Laenec, penemu Stetoskop pada tahun 1819) pertama kali mendengar bunyi jantung janin dengan stetoskop pada tahun 1819) pertama kali mendengar bunyi jantung janin dengan stetoskop pada tahun 1920. Jhon Charles Weaven dari Inggris (1811 – 1859) adalah. Pada tahun 1843, pertama yang yang melakukan test urine pada wanita hamil untuk pemeriksaan dan menghubungkan kehadirannya dengan eklamsia.
         Adolf Pinard dari Prancis (1844-1934) pada tahun 1878, mengumumkan kerjanya pada palpasi abdominal Carl Crede dari Jerman (1819 – 1892) menggambarkan metodanya stimulasi urine yang lembut dan lentur untuk mengeluarkan placenta Juduig Badl, dokter obstetri dari Jerman (1842-1992), pada tahun 1875, menggambarkan lingkaran retraksi yang pasti muncul pada pertemuan segment atas rahim dan segmen bawah rahim dalam persalinan macet/sulit. Daunce dari Bordeauz. Pada tahun 1857, memperkenalkan pengguran inkubator dalam perawatan bayi prematur.
b. Abad 20
          Postnatal care sejak munculnya hospitalisasi untuk persalinan telah berubah dari perpanjangan masa rawatan sampai 10 hari, ke trend “Modern” ambulasi diri. Yang pada kenyataannya, suatu pengembalian pada “cara yang lebih alami”. Selama beberapa tahun, pemisahan ibu dan bayi merupakan praktek yang dapat diterima di banyak rumah sakit, dan alat menyusui bayi buatan menjadi dapat diterima, dan bahkan oleh norma! Bagaimanapun, alami sekali lagi “membuktikan dirinya “rooing-in” dipraktekan dan menyusui dipromosikan menyusui disemua rumah sakit yang sudah mendapat penerangan. Perkembangan teknologi yang cepat telah monitoring anthepartum dan intrapartum yang tepat menjadi mungkin dengan pengguraan ultrasonografi dan cardiotocografi, dan telah merubah prognosis bagi bayi prematur secara dramatis ketika dirawat di neonatal intersive acara urits, hal ini juga memungkinkan perkembangan yang menakjubkan.

II. Pelayanan dan Pendidikan di Beberapa Negara
1) Pelayanan Bidan di Afrika Selatan
     Tidak menunjuk bidan pemerintah atau bidany ang sudah diangkat sumpah selama beberapa tahun peraturan-peraturan tersebut menetapkan bahwa para bidan harus diuji dan dan diberi lisensi/izin, dan mereka harus memanggil pertolongan medis bila ada indikasi. Saat penempatan dipeluas, wanita di desa khususnya harus ditolong oleh wanita yang lebih tua belum dilatih dari masyarakat. Bidan pemerintah memperoleh penghargaan yang tinggi salah satu dari mereka. Alkta Kaisters, ditunjuk pada tahun 1687 sebagai kepala keperawatan di rumah sakit persahaan, dan menjadi bidan pertama yang melaksanakan tugas-tugas perawatan umum sebagaimana tugas-tugas kebidanan. Pelayanan kebidanan pertama diberikan sekaligus oleh pagawi pemerintah dan bidan swasta dilebih banyak wilayah berkembang, sementara masyarakat pedesaan dilayani oleh wanita penuh baya yang belum terlatih dengan pengalaman kebidanan “outansi” yang seringkali melaksanakan perawatan umum dan bahkan pelayanan untuk hewan peliharaan juga dalam beberapa hal/keadaan. Situasi itu masih berlaku. Terlihat dimana terdapat sedikit perkembangan dalam pelayanan dan pelatihan kebidanan sampai awal abad ke 19 dibawah pemerintahan Batavia yang mengambil alih semenanjung dari perusahan Hindia-Belanda timur yang bubar, seorang dokter bedah bernama Dr Leishing mereka mendasikan dimana telah didirikan sebuah sekolah kebidanan ini untuk mengganikan sistem magang perusahaan dan terjadi sebelum pendudukan British kedua di semenanjung tersebut. Komite Medis tertinggi meninjau kembali lisensi dokter, bidan dan apoteker dan menemukan bahwa enam bidan yang sudah mempunyai lisensi tidak memenuhi kriteria mereka. Ide pendirian sekolah kebidanan baru terlaksana pada tahun 1808, Dr Wehr sangat tertarik pada kebidanan, dan membantu para bidan yang bekerja diantara orang miskin, tanpa bayarannya, tapi dia meminta gaji yang sesuai untuk mengimbangi pelayanannya di sana.  Kode etik yang diikrarkan dipegang rteguh saat mereka melakukan “Sumpah Jabatan” . Kode ini meliputi persyaratan untuk ; prilaku pribadi/perorangan, hubungan dengan bidan yang lain, dengan dokter dan utusan agama, rahasia profesi, dan meminta bantuan medis jika diperlukan.  Disini Dr James Prince, seorang dokter kanada, memutuskan untuk menyusun pelayanan kebidanan daerah dengan bantuan bidan Ella Ruth terdaftar sebagai perawat umum pada tahun 1919 dan sebagai seorang bidan pada tahun 1920, sehingga menjadi wanita kulit berwarna pertama yang memiliki kualifikasi ganda.

 Pendidikan bidan di Afrika Selatan
          Siswa harus menolong minimal 12 persalinan dan merawat 12 wanita pada masa puerperium. Sekolah pelatihan terlalu sedikit, dan kurangnya bed yang tersedia bagi pasien kebidanan. Pelatihan  harus diperpenjang sampai minimal selama 6 bulan.  Pada tahun 1919, sekolah perawatan kebidanan didirikan di bekas rumah Pal Kruger, dimana masa pelatihan 12 bulan jika siswanya belum menjadi perawat yang terdaftar. Dewan perawatan Afrika Selatan mengambil kembali pelatihan kebidanan pada tahun 1945, dan pada tahun 1949, masa pengajaran lebih lanjut meningkat menjadi 18 bulan bagi perawat yang belum terdaftar, dan 9 bulan bagi perawat uang sudah terdaftar. masa tersebut menjadi 24 bulan dan 12 bulan berturut-turut. Diwajibkan menolong persalinan sebanyak 30 persalinan dan 30 asuhan postnatal. Pengajaran kebidanan termasuk dalam pengajaran selama 4 tahun.



2) Pelayanan Bidan di Amerika
          Di Amerika, para bidan berperan seperti dokter, berpengalaman tanpa pendidikan yang spesifik, standart-standart, atau peraturan-peraturan sampai pada awal abad ke 20. Kebidanan, sementara itu dianggap menjadi tidak diakui dalam sebagian besar yuridiksi (hukum-hukum) dengan istilah “nenek tua” kebidanan akhirnya padam, profesi bidan hampir mati. Tahun 1765 pendidikan formal untuk bidan mulai dibuka pada akhir abad ke 18 banyak kalangan medis yang berpendapat bahwa secara emosi dan intelektual wanita tidak dapat belajar dan menerapkan metode obstetric.Pada  1980-an dibuat legalisasi tentang opraktek profesional bidan, sehingga membuat bidan menjadi sebuah profesi dengan lahan praktek yang spesifik dan membutuhkan organisasi yang mengatur profesi tersebut. Pada tahun 1982 MANA (Midwive Alliance Of North America) di bentuk untuk meningkatkan komunikiasi antar bidan serta membuat peraturan sebagai dasar kompetensi untuk melindungi bidan.Bidan menangani 1,1% persalinan di tahun 1980 : 5,5% di tahun 1994. Pendidikan kebidanan biasanya berbentuk praktek lapangan, bisa menangani persalinan dengan pengalaman sebagai bidan.

3)Pelayanan Bidan di Australia
           Dasar pendidikan telah berubah dari traditional hospital base programme menjadi tertiary course of studies menyesuaikan kebutuhan pel;ayanan dari masyarakat.  Kurikulum pendidikan disusun oleh staf akademik berdasarkan pada keahlian dan pengalaman mereka di lapangan kebidanan. Pada tahun 1913 sebanyak 30% persalinan ditolong oleh bidan. Kenyataannya wanita jelas menengah ke atas yang ditangani oleh dokter dalam persalinannya mempunyai resiko infeksi yang lebih besar daripada wanita miskin yang ditangani oleh Bidan.

Masalah Profesional
Tugas pertama yang sulit adalah meneliti kembali nama bidan itu sendiri, itu tidak sama dengan ketika latihan dalam praktek kebidanan.Pemerintah melihat adanya peningkatan kebidanan dengan pemberian asuhan yang bermanfaat. Shearman Report (NSWI, 1989) telah menemukan cara awal untuk mengatur strategi perawatan yang berkesinambungan. Having a baby in Victoria (Depkes Viktoria, 1990) melaporkan sebuah revie pelayanan kesehatan di Viktoria yang dibutuhkan pada orientasi pelayanan kesehatan pada wanita dan keluarga. Maksudnya pemeliharaan kesehatan yang lebih baiki. “Perawatan efektif pada kelahiran” CNH dan MRC, 1996 menyimpulkan bahwa perawatan yang berkesinambungan akan menjadi tujuan perawatan kes

ehatan ibu.















0 komentar:

Posting Komentar

 
Ni Nyoman Novita's Bloggy :) © 2008. Template Design By: SkinCorner